Alami Deflasi, Indeks Harga Konsumen Kota Lhokseumawe Terkendali

/

/ Kamis, 03 Oktober 2019 / 13.22 WIB

Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Yufrizal sedang berbincang bincang dengan Wakil Walikota Lhokseumawe yang membahas masalah inflasi di Kota Lhokseumawe. (Foto : P.4/zky).


PILAREMPAT.COM, LHOKSEUMAWE |  Indeks Harga  Konsumen  (IHK)  Kota Lhokseumawe  pada bulan September 2019 terkendali , dan Kota Lhokseumawe  pada bulan September 2019 kembali mengalami deflasi sebesar (-) 0,42 persen, dan  deflasi yang terjadi di bulan September 2019  lebih rendah  dibandingkan deflasi di bulan Agustus 2019  yang tercatat  mengalami deflasi  sebesar  (-) 0,54 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal kepada Pilarempat.com, Kamis , 3 Oktober 2019 menjelaskan, apabila dibandingkan  dua kota  lain  yang menjadi  lokasi  penghitungan inflasi di Propinsi Aceh, inflasi terendah bulan  ini berada di Banda Aceh yaitu (-) 0,55 persen dan tertinggi berada di Melaboh sebesar 0,91 persen.
Dikatakan, deflasi di Kota Lhokseumawe  bulan September 2019 terutama bersumber  dari penurunan  harga pada komponen  volatile food dan komponen  administered  prices dengan andil masing masing sebesar  (-) o,45 persen dan (-) 0,03 persen. Di sisi lain komponen inflasi  mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,06 persen.
Kepala Kpw BI Lhokseumawe itu mengatakan, secara umum komoditas  holtikultura mengalami penurunan harga, antara lain harga cabai merah mengalami penurunan  sejalan  dengan  bertambahnya  pasokan dari panen petani cabai lokal  dari Gayo Lues, Pidie, dan Pidie Jaya dan dari luar Aceh.
“Selain cabai merah yang mengalami turunnya harga, bawang merah juga terjadi penurunan harga akibat didukung panen raya di beberapa wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan ikan segar  seperti ikan tongkol dan kembung, jelas Yufrizal,  mengalami kenaikan harga  yang disebabkan  oleh tingginya gelombang laut yang menghambat nelayan untuk melaut jauh.
Lanjut Yufrizal,  komponen inti  bulan September  2019  mengalmi inflasi  sebesar 0,12 persen, lebih  tinggi dari bulan  sebelumnya  yang tercatat deflasi sebesar (-) 0,19 persen. Komoditas  inflasi didorong oleh harga  emas  perhiasan  meskipun tidak  setinggi sebelumnya, kalau secara tahunan komponen inti mengalami inflasi  2,53 persen.
Disebutkan dia lagi,  kedepan , inflasi  akan tetap  dijaga  sehingga berada pada sasaran inflasi  2019 yaitu 3,5+1 persen, karena itu kepala BI Lhokseumawe mengharapkan  koordinasi  antara  pemerintah, Bank Indonesia  dan lembaga terkait yang tergabung  dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan  harga. (P.4/zky).

Komentar Anda

Berita Terkini