Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Yufrizal sedang berbincang bincang dengan Wakil Walikota Lhokseumawe yang membahas masalah inflasi di Kota Lhokseumawe. (Foto : P.4/zky). |
PILAREMPAT.COM,
LHOKSEUMAWE | Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota
Lhokseumawe pada bulan September 2019 terkendali , dan Kota
Lhokseumawe pada bulan September 2019 kembali mengalami deflasi sebesar
(-) 0,42 persen, dan deflasi yang terjadi di bulan September 2019
lebih rendah dibandingkan deflasi di bulan Agustus 2019 yang
tercatat mengalami deflasi sebesar (-) 0,54 persen.
Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal kepada Pilarempat.com, Kamis ,
3 Oktober 2019 menjelaskan, apabila dibandingkan dua kota
lain yang menjadi lokasi penghitungan inflasi di Propinsi
Aceh, inflasi terendah bulan ini berada di Banda Aceh yaitu (-) 0,55
persen dan tertinggi berada di Melaboh sebesar 0,91 persen.
Dikatakan,
deflasi di Kota Lhokseumawe bulan September 2019 terutama bersumber
dari penurunan harga pada komponen volatile food dan komponen
administered prices dengan andil masing masing sebesar (-) o,45
persen dan (-) 0,03 persen. Di sisi lain komponen inflasi mengalami
inflasi dengan andil sebesar 0,06 persen.
Kepala Kpw BI
Lhokseumawe itu mengatakan, secara umum komoditas holtikultura mengalami
penurunan harga, antara lain harga cabai merah mengalami penurunan
sejalan dengan bertambahnya pasokan dari panen petani cabai
lokal dari Gayo Lues, Pidie, dan Pidie Jaya dan dari luar Aceh.
“Selain
cabai merah yang mengalami turunnya harga, bawang merah juga terjadi penurunan
harga akibat didukung panen raya di beberapa wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Sedangkan
ikan segar seperti ikan tongkol dan kembung, jelas Yufrizal,
mengalami kenaikan harga yang disebabkan oleh tingginya gelombang
laut yang menghambat nelayan untuk melaut jauh.
Lanjut
Yufrizal, komponen inti bulan September 2019 mengalmi
inflasi sebesar 0,12 persen, lebih tinggi dari bulan
sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar (-) 0,19 persen. Komoditas
inflasi didorong oleh harga emas perhiasan meskipun
tidak setinggi sebelumnya, kalau secara tahunan komponen inti mengalami
inflasi 2,53 persen.
Disebutkan
dia lagi, kedepan , inflasi akan tetap dijaga sehingga
berada pada sasaran inflasi 2019 yaitu 3,5+1 persen, karena itu kepala BI
Lhokseumawe mengharapkan koordinasi antara pemerintah, Bank
Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim Pengendali
Inflasi Daerah (TPID terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah risiko yang
dapat mendorong kenaikan harga. (P.4/zky).