![]() |
Manajer Humas PT PIM, Nasrun. (foto: P4/Zuki) |
Pilarempat.com, Lhokseumawe | Sebagai salah satu pemegang mandat pemerintah untuk menyalurkan pupuk bersubsidi khususnya jenis urea, PT Pupuk Iskandar Muda (PT.PIM) Persero menjamim ketersediaan stok pupuk urea menjelang musim tanam terakhir di 2019.
Komitmen
tersebut ditunjukkan dengan memperrsiapkan stok yang mencukupi
kebutuhan tiga bulan kedepan untuk seluruh wilayah distribusi PIM
mencakup dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi dan Kepulauan
Riau. Khusus untuk wilayah Aceh, PIM menyediakan 37.142 ton pupuk Urea
bersubsidi dengan stok tersebut cukup untuk kebutuhan hingga akhir
tahun 2019.
PT PIM
melalui rilisnya yang diterima Pilarempat.com , Jumat (20/9/2019) menyampaikan PT
Pupuk Indonesia (Persero) melalui Kepala
Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana menjelaskan,
untuk kebutuhan pupuk bersubsidi nasional, PT Pupuk Indonesia
(Persero) menyiapkan stok pupuk sebanyak 1,26 juta ton
selama musim tanam.
Pupuk
tersebut lanjut Wjaya terdiri dari 532.106 ton Urea, 375.510 ton
NPK, 123.096 ton ZA, 123.012 ton SP-36 dan 114.979 ton Organik. “Stom tersebut
dipersiapkan sebagai langkah antisipasi jelang musim tanam pada
Oktober hingga Maret mendatang”, ujar Wijaya.
Lebih lanjut
Wijaya menambahkan, dalam menjalankan penugasan penyaluran pupuk
bersubsidi, PT Pupuk Indonesia mengikuti aturan yang telah
ditetapkan dalam Permendag 15/M-DAG/Per/4/2013 yang menyebut,
stok pupuk bersubsidi harus tersedia untuk memenuhi kebutuhan
hingga dua minggu. “Kita menyiapkan jumlah stok yang lebih
dari ketentuan tersebut, yaitu cukup untuk kebutuhan tiga bulan
kedepan”, sebut Wijaya Laksana.
Sementara
itu terkait dengan kelangkaan pupuk bersubsidi yang terjadi di
sejumlah daerah khususnya Aceh Utara, Manajer Humas PT PIM, Nasrun
menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi sebagai imbas
dari pengurangan luas lahan sawah yang mengacu
pada Surat Keputusan Menteri Agraria dan tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nomor.
399/Kep-23.3/X/2018 tentang penetapan luas baku lahan sawah
nasional.
“Berdasarkan
data tersebut, luas lahan sawah nasional sampai saat ini tinggal
7,1 juta hektar, berkurang sekitar 689.519 hektar sejak 2013.
Imbasnya volume pupuk subsidi ikut turun menjadi
8,87 juta ton dari rencana kebutuhan awal sebanyak 9,55 juta ton untuk
tahun 2019. Alokasi pupuk bersubsidi khususnya Urea di Aceh
untuk tahun 2019 turun menjadi 54.397 ton dari sebelumnya 80.687
ton pada tahun 2018, ujarnya.
Nasrun
menjelaskan , PIM menyalurkan pupuk bersubsidi berdasarkan alokasi pupuk
yang telah ditentukan sebelumnya di masing masing
propinsi. Khsusus wilayah Aceh Utara, alokasi tahun 2019 yaitu sebesar
7.000 ton, namun terhitung bulan September 2019 ada
pengurangan pupuk urea bersubsidi sebesar 300 ton
sehingga menjadi 6.700 ton. Hal ini mengacu pada Surat
Keputusan dari Dinas Pertanian Aceh Utara.
Nasrun lebih
lanjut mengatakan, realisasi penyaluran pupuk urea bersubsidi
di wilayah Kabupaten Aceh Utara hingga bulan September 2019 sebesar
5.338 ton dari total 6.700 ton atau (76,26 Persen)
Utuk
Kecamatan Baktya Barat, Cot Girek, Matangkuli, Nibong,Pirak Timu dan Tanah Luas
yang sering terjadi kelangkaan mendapatkan kuota pupuk urea
bersubsidi tahun 2019 sebesar 1.256 ton. Dari jumlah tersebut
hingga bulan September 2019 sudah disalurkan sebesar 793 to (63,14 %)
dari sisanya sebesar 463 ton (36,86 %) yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hingga akhir tahun, tambahnya. (P.4/Zky).