Medan, Pilarempat.com | Tiga
destinasi pariwisata di Sumatera Utara (Sumut) direncanakan menjadi proyek
percontohan untuk pengembangan destinasi wisata lain di daerah ini. Yaitu
Tangkahan dan Bukit Lawang di Kabupaten Langkat serta Berastagi di Kabupaten
Karo.
Ketiganya dinilai sangat
potensial karena selama ini pengelolaannya tanpa sentuhan pemerintah, namun
sudah menjadi tujuan wisatawan mancanegara. Sehingga dengan adanya peran
pemerintah, diharapkan pertumbuhan ekonomi dari sektor ini bisa ditularkan ke
daerah lain dengan berbagai unggulannya.
“Kita sudah pernah
ketemu membahas potensi yang ada. Seperti pariwisata dan pertanian. Ternyata
tiga lokasi pariwisata ini seperti tidak ada peran pemerintah. Karena itu kita
ingin agar kita bisa membantu,” ujar Wakil Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Musa
Rajekshah dalam Diskusi Kelompok Terarah (FGD) tentang Potensi Sumber
Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Gedung BI Sumut, Rabu (7/8/2019).
Menurut Wagub, Sumut
bisa menggali dan mengembangkan potensi yang telah ada selama puluhan tahun di
berbagai tempat, termasuk Bukit Lawang, Tangkahan dan Berastagi. Meskipun
memiliki banyak keterbatasan pembangunan infrastruktur selama ini, namun tempat
itu masih diminati oleh wisatawan khususnya mancanegara.
“Kenapa, potensinya luar
biasa. Kita ambil contoh pantai dan danau, di luar negeri juga banyak, tetapi
ada yang berbeda di sini. Begitu juga hutan, mereka (negara lain) juga
mengelola hutannya sangat baik, tetapi kenapa datang ke tempat kita, karena di
sana tidak ada Orang Utan. Artinya ini membuat kita seharusnya punya ‘PR’
(tugas) besar. Jadi semua OPD (Organisasi Perangkat Daerah) tidak boleh jalan
masing-masing,” tegasnya.
Meski begitu, Wagub
menegaskan bahwa proyek percontohan (pilot project) di tiga lokasi ini bukan
berarti mengesampingkan potensi wisata yang ada di daerah lain. Seluruh potensi
yang ada akan menjadi perhatian pemerintah provinsi untuk dikembangkan, selain Danau
Toba yang kini menjadi proyek strategis Nasional.
“Bukan melupakan yang
lain. Nanti ke depan kita akan lihat yang lainnya. Ini menjadi pilot project
yang kita mau sinerginya OPD kita dan juga dengan mitra kita seperti BI dan
OJK, dan mungkin nanti dengan TNI bisa membantu untuk penyuluhan dan hal lain.
Ini harus kerja ‘keroyokan’,” jelasnya.
Sementara Kepala
Perwakilan BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat menyampaikan bahwa sektor agro wisata
dinilai dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi satu daerah. Karena itu,
pengembangan dari sektor ini diharapkan mampu mendongkrak angka pertumbuhan
ekonomi Sumut yang saat ini masih berada pada posisi 5,25 %. Meskipun lebih
tinggi dari nasional (5,05 %), angkanya tergolong rendah.
Secera rinci, Kepala
Balitbang Sumut Irman Oemar menyebutkan bahwa pariwisata merupakan prioritas
pembangunan Pemprov Sumut sebagaimana tertuang dalam visi misi Sumut. Diskusi
tentang sektor ini dilatar belakangi oleh kajian dunia, bahwa kontribusi
terhadap pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat cukup strategis, bahkan
mengalahkan tambang mineral.
“Indonesia bahkan,
kontribusi dari minyak (tambang) itu sudah kalah dari pariwisata. Karena itu
Sumut yang punya potensi pariwisata yang besar, harus kita tangkap peluang itu.
Saat ini kita mengembangkan beberapa pariwisat di unggulan di luar kawasan
Danau Toba,” sebutnya.
Apalagi dalam sektor
pariwisata lanjutnya, mempengaruhi pertumbuhan dari sektor lain seperti
pertanian, kesehatan serta pengembangan SDM melalui pendidikan. Sehingga banyak
variabel yang mempengaruhi pariwisata untuk dikembangkan. [P4/rel/sya]