Pasar Global Fluktuatif di Tengah Sentimen Perang Dagang AS-China dan Kekhawatiran Resesi Ekonomi

/

/ Rabu, 21 Agustus 2019 / 18.16 WIB
(foto: VivaNews/Ikhwan Yanuar)
  • VIVAn
Medan, Pilarempat.com | Pasar global bergerak fluktuatif di tengah sentimen perang dagang AS – China dan kekhawatiran akan risiko terjadinya resesi ekonomi. Negosiasi dagang AS – China berjalan dengan dinamis, di mana pekan lalu Presiden Trump menyatakan akan menunda implementasi pengenaan tarif untuk beberapa kategori produk agar tidak mempengaruhi belanja musim libur akhir tahun.  

Relis dari Reksadana Manulife, Senin (19/08/2019) juga mengungkapkan bahwa kekhawatiran pasar akan risiko resesi ekonomi meningkat setelah imbal hasil UST 2 tahun dan 10 tahun mengalami inversi untuk pertama kalinya sejak 2007.

Inversi imbal hasil 10 tahun dan 2 tahun dianggap oleh pasar sebagai sinyal akan terjadinya resesi. Indeks S&P 500 ditutup melemah 1.03% dengan imbal hasil UST 10Y turun dari 1.74% ke level 1.55%.

Data ekonomi AS yang dirilis cukup positif, dengan penjulan ritel tumbuh 0.7% mounth  of mounth (MoM) di Juli kemarin, lebih tinggi dari ekspektasi 0.3%. Selain itu inflasi CPI juga naik ke level 1.8% YoY di Juli, dari sebelumnya 1.6%.

Foto: Ilustrasi.Binsi.com

Bursa Saham Asia Berfluktuatif

Bursa saham kawasan Asia juga bergerak fluktuatif di tengah sentimen perang dagang yang dinamis. Pemerintah China menyatakan akan melakukan retaliasi apabila pemerintah AS menerapkan tarif tambahan terhadap China. China menganggap Presiden Trump telah melanggar perjanjian yang sebelumnya telah disetujui dengan Presiden Xi. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup melemah 1.02%. Data ekonomi yang dirilis China adalah Industrial Production (Jul) tumbuh lebih rendah dari estimasi sebesar 4.8% YoY dan Retail Sales (Jul) tumbuh lebih rendah dari estimasi sebesar 7.6% YoY.

Neraca perdagangan Indonesia bulan Juli mencatat defisit USD64 juta, lebih baik dari ekspektasi defisit USD420 juta. Ekspor mengalami kontraksi -5.12% YoY, dan impor kontraksi -15.21% YoY. IHSG bergerak fluktuatif pekan lalu, namun berhasil ditutup menguat terbatas 0.07%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR2.6 triliun di pasar saham. Pasar obligasi melemah 0.06% dengan imbal hasil obligasi pemerintah 10Y naik dari 7.31% ke level 7.42%.

Pekan ini, pasar akan menantikan pernyataan dari Fed Chair Jerome Powell yang akan menghadiri simposium di Jackson Hole. Pasar akan memperhatikan sinyal arah kebijakan dari The Fed, terutama setelah terjadinya eskalasi tensi dagang baru-baru ini. Dilema bagi The Fed saat ini adalah data ekonomi AS yang baik mengindikasikan The Fed tidak perlu agresif menurunkan suku bunga, namun di sisi lain pasar mengekspektasikan penurunan suku bunga di tengah perlambatan ekonomi global.

Sementara itu. dari domestik, pasar menantikan rapat dewan gubernur Bank Indonesia (BI), di mana konsensus Bloomberg mengindikasikan suku bunga BI tetap pada level 5.75%. [P4/rel/sya]
Komentar Anda

Berita Terkini