Dukung Komoditi Kopi di Karo, BI Sumut Resmikan Rumah Produksi Kopi

/

/ Rabu, 08 Mei 2019 / 23.03 WIB


Medan, Pilarempat.com  |   Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah Provinsi Sumatera Utara meresmikan Rumah Produksi Kopi di Kecamatan Tiga Panah Karo, Kamis (2/5/2019). Rumah produksi ini diharapkan dapat membantu dan mendorong Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo dalam memproduksi kopi.
Kepala BI Kantor Perwakilan Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, Sumatera Utara (Sumut) memiliki komoditi unggulan untuk diekspor. Selain sawit dan karet, kopi bisa menjadi champion di pasar ekspor dalam menambah devisa untuk negara.
Wiwiek melanjutkan, kopi di Sumut bukan hanya ada di Sidikalang, tetapi juga ada dari Kabupaten Karo. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, tanaman kopi di Karo ada sekitar 10-11 persen seperti jenis Arabika ataupun Robusta.
“Tetapi dari sisi kepopuleran, kopi dari Karo belum terkenal. Karena itu, sejak 2016, BI sudah bekerjasama dengan petani di sini, mereka memiliki komitmen yang keras untuk mengembangkan kopi,” kata Wiwiek, di sela peresmikan Rumah Produksi Kopi, di Kecamatan Tiga Panah Karo.
Menurutnya, dibanding sawit dan karet, pangsa pasar kopi memang masih kecil. Namun, potensi ekspornya cukup besar dan ini masih bisa berkembang baik dari segi harga ataupun kualitas.
Karena itu, kata dia, BI berupaya mengembangkan klaster komoditi kopi ini dengan memberikan Program Sosial Bank Indonesia berupa rumah produksi kopi kepada Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo.
“Harapan kita, masyarakat tiga panah bisa menjadikan kopi menjadi komoditas unggulan dan petani di sini lebih sejahtera. Mari kita bermimpi bahwa kopi di Karo bisa menjadi komoditi unggulan,” ucapnya.
Bupati Karo, Terkelin Brahmana mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi bantuan BI kepada Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo. Bantuan ini diharapkan jadi pemicu bagi petani agar lebih bersemangat dalam memproduksi kopi.
“Kalau bisa, pihak BI membantu dari segi pemasarannya juga. Dan diharapkan petani di sini dapat berkomitmen menjaga apa yang sudah diberikan oleh BI,” ujarnya.
Ketua Kelompok Tani Sinergi Fajar Harapan Karo, Armen Ginting mengungkapkan, pihaknya berterimakasih atas bantuan rumah produksi dari Bank Indonesia dan juga bantuan alat-alat produksi dari Dinas Perkebunan provinsi Sumut. Dengan adanya rumah produksi ini membantu para petani kopi dalam mempermudah produksi.
“Di kelompok tani ini ada 25 orang yang bergabung. Sebelumnya, kami memproduksi kopi di rumah masing-masing dan sekarang bisa bersama-bersama memanfaatkan rumah produksi,” ucapnya.
Dijelaskan Armen, petani kopi masih memproduksi dengan cara manual. Di Rumah Produksi Kopi ini, petani dapat memproduksi dari awal sampai di kemasan dan kemudian di pasarkan ke Medan dan Jakarta.
Ia menambahkan, hampir 90 persen penduduk di daerah ini sudah memiliki lahan kopi. Selain menanam kopi Sigararutang, mereka juga mulai mengembangkan Komasti dan Andungsari.
“Di masa panen raya itu, satu orang bisa panen 300 kg sampai 1 ton. Dalam 1 pohon bisa menghasilkan 7 kg kopi. Harga kopi dari ceri merah Rp8.700, sudah jadi gabah Rp27.000 per kg dan green Bean Rp80 ribu per kg dan Rp180 ribu per kilogram yang sudah di goreng,” tandasnya. [P4/relis]
Komentar Anda

Berita Terkini