Rizal Ramli: Ekonomi RI "Lampu Merah"

/

/ Sabtu, 06 Oktober 2018 / 04.30 WIB

Keterangan pers sejumlah ekonom seusai bertemu Capres Prabowo Subianto. (foto:P4/detik com)

PILAREMPAT.com  | Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah ekonom. Pertemuan itu berlangsung di kediaman Prabowo Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat malam (5/10/2018).

Salah satu yang hadir dalam pertemuan itu adalah Rizal Ramli. Menurut Rizal kondisi ekonomi Indonesia saat ini lampu merah dan masih akan berlanjut.

"Memang hari ini kita lampu merah ekonominya, krisisnya, dan masih akan berlanjut karena badan kita tidak sehat. Antibodi kita kurang kuat, kena virus apa saja bisa sakit," ujar Rizal usai pertemuan.

Diungkap mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu, tidak fair kalau menyalahkan semua ke faktor-faktor internasional, Italia, Turki, US Fed (The Federal Reserve-Bank Sentral Amerika Serikat).

"Kita juga harus introspeksi bahwa diri kita sendiri harus kita bikin sehat. Kita harus ambil langkah-langkah agar krisis ini berkurang," sambung Rizal.

Rizal mengatakan, ada acara untuk memulihkan ekonomi Indonesia. Cara pertama, kurangi defisit current account dan impor, tapi jangan fokus yang kecii-kecil yaitu pada 1.147 komoditas, antara lain bedak lipstik, dan lain-lain yang total impornya hanya US$ 5 miliar/tahun.

Selain itu, kalau pajaknya dinaikkan 2,5%-7,5% dampaknya hanya akan mengurangi impor US$ 500 juta. Ada memang pembatalan-pembatalan proyek besar, tapi kata Rizal itu saja tidak cukup.

Dia menyarankan pemerintah fokus mengurangi impor komoditas besar, contohnya baja.

"China baja kebanyakan dan banyak dijual ke Indonesia dengan harga murah. Kami minta pemerintah laksanakan memberikan tarif anti dumping sebesar 25% terhadap produk baja dan turunannya. Otomatis impor baja akan turun, impor kita akan turun US$ 5 miliar. Produksi dalam negeri naik, Krakatau Steel dan swasta akan untung," papar Rizal. [P4/dtc]
Komentar Anda

Berita Terkini