Tambah Wawasan Fidusia & Kredit Perbankan, OJK KR5 Gelar Media Gathering

/

/ Jumat, 21 September 2018 / 10.30 WIB


PILAREMPAT.com | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar media gathering /workshop jurnalis  yang bertemakan "Bijak Mengajukan Permohonan Kredit/Pembiayaan Modal Kerja Produktif sektor Perbankan, di Kantor OJK Regional di Medan, Rabu (19/9/2018).

Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Lukdir Gultom dalam sambutanya mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi informasi media.Workshop singkat stengah hari itu dilengkapi dengan materi fidusia dan implementasinya pada perusahaan pembiayaan yang dikupas tuntas oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan (APPI) Medan.

Selain itu, terkait dengan proses pembiayaan dalam program KUR MIKRO dan UMKM sebagai narasumbernya yakni, staf perwakilan dari Bank Sumut dan Bank Mestika Medan.

Kepada wartawan, Lukdir menjelaskan bahwa sektor perbankan masih menjadi primadona masyarakat Sumut dalam rangka penyediaan modal usaha. Melihat publikasi BPS Provinsi Sumut bahwa ekonomi Sumatera Utara Semester I 2018 tumbuh 5,02%. Bila dibandingkan dengan posisi triwulan I 2018, ekonomi Sumatera Utara telah tumbuh 2,18%.

Disebut Lukdir, Semester I 2018, 3 (tiga) pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor Lapangan Usaha Jasa Pendidikan (8,94%), Informasi Komunikasi (8,29%), dan jasa perusahaan  (8,01%). Secara historis, ekonomi Sumut cenderung didominasi oleh Sektor Pertanian/Kehutanan/Perikanan (21,09%), Industri Pengolahan (20,28%), serta Perdagangan besar/eceran/reparasi sepeda motor (18,36%),” katanya pada media.

Ditambahkannya, bila diamati dari berbagai sektor, kontribusi sektor Jasa Keuangan masih perlu diperbesar lagi karena hingga Semester I 2018 baru menempati urutan ke-8 dari 16 jenis lapangan usaha yang berkontribusi. Dari sisi keuangan, aset perbankan terus menunjukkan pertumbuhan positif dengan trend meningkat secara year on year (YoY). Aset perbankan di Sumut meningkat 7,17% (YoY) atau 4,15% (year to day/Ytd) sehingga secara keseluruhan share perbankan Sumut terhadap total aset perbankan nasional sebesar 3,04%. Tentunya, hasil ini merupakan sinergi positif komponen penyaluran dana Kredit/Pembiayaan sebesar Rp210.231 miliar (YoY tumbuh 9,26% atau 3,05% Ytd) dan kegiatan penghimpunan dana sebesar Rp224.741 miliar (YoY) tumbuh 5,46% atau 3,11% Ytd).

“Berdasarkan kondisi ini maka secara Ytd, pencapaian Sumut sebenarnya lebih tinggi dari capaian nasional (sementara) untuk kegiatan penghimpunan dana mengingat nasional hanya mampu tumbuh 1,77%. Namun demikian, penyaluran Kredit/Pembiayaan masih menjadi Pekerjaan Rumah yang masih perlu ditingkatkan penetrasinya di tahun 2018. Meskipun secara YoY sudah melampaui target yang diharapkan (9%), tetapi posisinya masih di bawah rata-rata nasional (sementara) yang mampu melesat ke angka 11,59% (YoY) dan 5,27% (Ytd),” jelas Lukdir.

Sementara itu, secara keseluruhan, kontribusi perkreditan perbankan di Sumut terhadap nasional per Juli 2018 baru sebesar 4,18%. Demikian pula halnya share realisasi penghimpunan dana yang baru sebesar 4,18%.Komponen kinerja intermediasi perbankan di Sumut juga masih relatif baik dengan LDR 93,87% (konvensional) dan  88,04% (syariah). Tentunya, pelaksanaan peran ini diikuti dengan tata kelola perkreditan yang semakin baik sebagaimana tercermin dari NPL rata-rata masing-sebesar 2,85%.

Secara keseluruhan, sasaran kredit/pembiayaan terbesar masih ditujukan pada sektor Pertanian, Industri  Pengolahan, dan Perdagangan Besar/Eceran. Peran IKNB dalam penyediaan modal kerja di Sumut juga tidak kalah pentingnya, khususnya oleh Perusahaan Pembiayaan melalui penyediaan aset kenderaan bermotor. Hingga Juli 2018, total piutang pembiayaan yang berhasil disalurkan mencapai Rp16.406.934 juta atau tumbuh 8,70% (YoY) dengan tatakelola pembiayaan relatif baik sebagaimana tercermin dari NPF: 2,62%.

Kepala OJK Kantor Regional 5 Sumatera Bagian Utara (Sumbagut),Lukdir Gultom,didampingi Direktu Pengawas Perbankan, Anton Purba.
Sumut Primadona Pasar Modal
Menurutnya, penyediaan peluang modal usaha melalui akses pasar modal juga sama baiknya. Sumut termasuk salah satu primadona pengembangan sektor pasar modal. Tentunya, hal ini tercermin dari beberapa data yang menunjukkan kinerja Sumut di atas rata-rata nasional, antara lain SID saham sebanyak 32.008 atau secara YoY tumbuh 28%, atau masih lebih tinggi dari ratarata nasional 22% (saham). Sementara itu, meskipun lebih rendah, pertumbuhan SID Reksadana Sumut (YoY: 57%) tidak terpaut jauh dibandingkan dengan nasional (YoY: 60%). Lalu, Pertumbuhan kepemilikan saham di Sumut (YoY) mencapai 24% di saat nasional hanya tumbuh 18%. Hal ini juga berkorelasi dengan transaksi saham yang tumbuh 94% atau lebih tinggi dari rata-rata nasional 44%, meskipun demikian porsinya masih 2,75%.

Hingga saat ini, sudah terdapat tambahan 4 emiten baru sehingga secara keseluruhan Sumut telah memiliki 7 emiten yakni dalam pengembangan inklusi dan literasi pasar modal, sinergi OJK dan BEI juga tercermin dari pendirian Galeri Investasi sebanyak 13 galeri termasuk 3 diantaranya Galeri Investasi Syariah.

Suatu kehormatan ditujukan kepada masyarakat luas karena telah diberikan kesempatan melaksanakan kegiatan inklusi. Setelah hasil survei literasi dan inklusi keuangan OJK tahun 2016 yang menempatkan indeks inklusi keuangan (konvensional) di Sumut sebesar 75,27% dan sebesar 7,64% (syariah), serta sekaligus menempatkan Sumut di peringkat ke-4 tertinggi secara nasional untuk inklusi keuangan konvensional.

“Kami masih berupaya melaksanakan berbagai kegiatan inklusi salah satunya melalui peran TPAKD Sumut. Pengenalan program AUTP dan AUTS diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan peternak di Sumut. Realisasinya, 3.752 Ha lahan pertanian padi telah terjamin AUTP, dan 3.728 ekor sapi telah terjamin AUTS. Tidak hanya itu, sebanyak  11.687 nelayan juga sudah terjamin asuransi nelayan,” terang Lukdir. [P4]
Komentar Anda

Berita Terkini