BI: Dampak Pencabutan HET Migor, Jadi Faktor Utama Pembentukan Inflasi di Sumut

/

/ Selasa, 31 Mei 2022 / 23.49 WIB

 

Kepala KPw BI Provinsi Sumut, Doddy Zulverdi memaparkan perkembangan ekonomi Sumut terbaru pada Bincang Bareng Media (BBM), di Kantor BI Sumut Jalan Balai Kota, Medan, Selasa (31/05/2022) siang. (Foto: P4/M.Isya)

MEDAN, PILAREMPAT.com -- Inflasi Sumatera Utara (Sumut) pada bulan April 2022 meningkat sebesar 3,63% (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 3,26% (yoy). Namun masih dalam rentang target inflasi nasional 3±1%.

Hal itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Wilayah Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Doddy Zulverdi saat menggelar Bincang Bareng Media (BBM) dengan puluhan awak media di KPw BI Sumut Jalan Balaikota, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumut, Selasa (31/05/2022) siang.

Disebut Doddy, komoditas Minyak goreng (Migor) menjadi faktor utama pembentukan inflasi di Sumatera Utara pada bulan April 2022, disebabkan oleh masih berlanjutnya dampak pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan harga minyak goreng curah yang belum sesuai dengan HET.

“Pasca Idul Fitri, harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam ras, cabai rawit, cabai merah dan bawang merah mengalami kenaikan meskipun untuk komoditas lainnya relatif stabil didukung ketersediaan pasokan yang tetap terjaga, “ ungkap Doddy.

Pada Mei 2022, inflasi bulanan Sumatera Utara diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya meskipun secara tahunan mengalami peningkatan. Kondisi tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca- Idul Fitri.

Di sisi lain, komponen volatile food diprakirakan akan menjadi pendorong inflasi disebabkan adanya potensi gangguan cuaca yang dapat menghambat produksi dan distribusi, serta masih tingginya harga pakan ternak yang menaikkan biaya produksi.

Untuk itu, TPID di Sumatera Utara terus berkoordinasi dalam rangka mengantisipasi peningkatan tekanan inflasi yang diprakirakan terus berlanjut. Upaya menjaga kestabilan harga, baik jangka pendek hingga jangka panjang, senantiasa dilakukan melalui strategi 4K.

Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diprakirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya perekonomian, penanganan pandemi Covid-19 yang semakin baik dan mendorong mobilitas masyarakat, serta permintaan yang meningkat.

“Potensi risiko kenaikan inflasi di Tahun 2022 sudah menjadi perhatian bersama. Seluruh TPID, baik provinsi maupun kab/kota di Sumatera Utara akan terus berupaya menjaga tingkat inflasi di Sumatera Utara tetap berada dalam rentang sasaran, “ sebut Doddy lagi. [P4/sya]

 


Komentar Anda

Berita Terkini