Kepala KPw BI Provinsi Sumut, Doddy Zulverdi memaparkan perkembangan
ekonomi Sumut terbaru pada Bincang Bareng Media (BBM), di Kantor BI Sumut Jalan
Balai Kota, Medan, Selasa (31/05/2022) siang. (Foto: P4/M.Isya)
MEDAN, PILAREMPAT.com -- Inflasi Sumatera Utara (Sumut) pada bulan April 2022 meningkat sebesar 3,63% (yoy) lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mencatatkan angka 3,26% (yoy). Namun masih dalam rentang target inflasi nasional 3±1%.
Hal
itu disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Wilayah
Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Doddy Zulverdi saat menggelar Bincang Bareng
Media (BBM) dengan puluhan awak media di KPw BI Sumut Jalan Balaikota,
Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, Provinsi Sumut, Selasa (31/05/2022) siang.
Disebut
Doddy, komoditas Minyak goreng (Migor) menjadi faktor utama pembentukan inflasi
di Sumatera Utara pada bulan April 2022, disebabkan oleh masih berlanjutnya
dampak pencabutan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan dan harga
minyak goreng curah yang belum sesuai dengan HET.
“Pasca
Idul Fitri, harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam ras, cabai
rawit, cabai merah dan bawang merah mengalami kenaikan meskipun untuk komoditas
lainnya relatif stabil didukung ketersediaan pasokan yang tetap terjaga, “
ungkap Doddy.
Pada
Mei 2022, inflasi bulanan Sumatera Utara diprakirakan lebih rendah dibandingkan
bulan sebelumnya meskipun secara tahunan mengalami peningkatan. Kondisi
tersebut diprakirakan dipengaruhi oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca-
Idul Fitri.
Di sisi lain, komponen volatile food diprakirakan akan menjadi pendorong inflasi
disebabkan adanya potensi gangguan cuaca yang dapat menghambat produksi dan
distribusi, serta masih tingginya harga pakan ternak yang menaikkan biaya
produksi.
Untuk
itu, TPID di Sumatera Utara terus berkoordinasi dalam rangka mengantisipasi
peningkatan tekanan inflasi yang diprakirakan terus berlanjut. Upaya menjaga
kestabilan harga, baik jangka pendek hingga jangka panjang, senantiasa
dilakukan melalui strategi 4K.
Secara
keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera Utara diprakirakan akan lebih tinggi
dari tahun 2021, namun masih dalam rentang sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi
didorong oleh meningkatnya pendapatan masyarakat seiring dengan kian pulihnya
perekonomian, penanganan pandemi Covid-19 yang semakin baik dan mendorong
mobilitas masyarakat, serta permintaan yang meningkat.
“Potensi risiko kenaikan inflasi di Tahun 2022 sudah
menjadi perhatian bersama. Seluruh TPID, baik provinsi maupun kab/kota di
Sumatera Utara akan terus berupaya menjaga tingkat inflasi di Sumatera Utara
tetap berada dalam rentang sasaran, “ sebut Doddy lagi. [P4/sya]