BPS: Sumut Alami Inflasi 1,03 Persen

/

/ Jumat, 04 Februari 2022 / 12.27 WIB

 

MEDAN  | PILAREMPAT.COM –Bulan Januari 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mencatat seluruh kota yang termasuk dalam Indeks  Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengalami inflasi. Sehingga Sumut tercatat inflasi sebesar 1,03%.

Hal ini dikatakan Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Sumut Dinar Butar-butar. Ia mengatakan, inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga yang mencapai 1,53% disusul Kota Medan sebesar 1,04%. Kemudian Pematangsiantar sebesar 0,96%, Kota Gunung Sitoli sebesar 0,93%, dan Kota Padangsidimpuan sebesar 0,90%.

“Bahkan inflasi di Kota Sibolga merupakan tertinggi secara nasional,” ujar Dinar dalam paparan press release bulanan yang berlangsung secara daring, Rabu (2/2/22).

Dinar menyebutkan, inflasi yang terjadi di Kota Medan disebabkan karena adanya kenaikan harga dari 7 kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,57%, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14%. Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,90% kelompok transportasi sebesar 0,52%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,02%, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,42% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,74%.

Di sisi lain, kelompok yang mengalami penurunan harga, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,04% serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12%.

“Sedangkan dua kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan,” sebutnya.

Jika dilihat berdasarkan komoditi, lanjutnya, inflasi di Medan antara lain disebabkan kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, tomat, minyak goreng, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, dan angkutan udara.

“Untuk minyak goreng, hanya Kota Sibolga saja yang tidak terkena andil kenaikan harga migor. Sementara kota lainnya juga terdampak,” ungkap Dinar.

Sementara yang memberi andil deflasi itu komoditi cabai merah, buah naga, dan termasuk juga biaya administrasi transfer uang.

Dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, seluruh kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,53 persen dengan IHK sebesar 109,81 dan terendah di Bandar Lampung dan Tanjung Pinang sebesar 0,38 persen dengan IHK masing-masing sebesar 109,04 dan 106,10. [P4/sya/rel]

 

antara lain disebabkan kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, tomat, minyak goreng, ikan tongkol/ ikan ambu-ambu, dan angkutan udara.

“Untuk minyak goreng, hanya Kota Sibolga saja yang tidak terkena andil kenaikan harga migor. Sementara kota lainnya juga terdampak,” ungkap Dinar.

Sementara yang memberi andil deflasi itu komoditi cabai merah, buah naga, dan termasuk juga biaya administrasi transfer uang.

Dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, seluruh kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,53 persen dengan IHK sebesar 109,81 dan terendah di Bandar Lampung dan Tanjung Pinang sebesar 0,38 persen dengan IHK masing-masing sebesar 109,04 dan 106,10. [P4/sya/rel]

 

Komentar Anda

Berita Terkini