PILAREMPAT.COM | Komunitas Mahasiswa Sumatera Utara (KMSU) Jakarta meminta kesediaan Pemimpin Umum Republik Merdeka, Teguh Santosa, untuk menjadi salah seorang anggota Dewan Penasehat organisasi itu.
Permintaan
ini disampaikan langsung oleh Ketua Umum KMSU Jakarta, Raihan Azmi Azhari
Tarigan, dalam pertemuan dengan Teguh Santosa di kantornya di bilangan Jalan
Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis siang (21/1/2021).
Kami meminta
kesediaan Pak Teguh Santosa untuk menjadi Dewan Penasehat di KMSU Jakarta, yang
mana beliau merupakan salah satu putera daerah Sumatera Utara yang kami nilai
sukses berproses di Jakarta,” ujar Raihan usai pertemuan.
Raihan Azmi Azhari Tarigan
mengatakan, mereka merasa perlu menyambung kembali silaturahmi dengan
Teguh Santosa dan Kantor Berita Politik RMOL yang sempat putus beberapa tahun
belakangan ini.
Ketika mengunjungi kantor
RMOL, Raihan didampingi lima fungsionaris KMSU Jakarta lainnya, yakni Ahmad
Ismail Nasution, Kholilullah Rambe, Kevin Duta Akbar, Nuraz Anami, dan Sahrul
Gunawan Daulay.
Dalam pertemuan, Raihan dan
teman-temannya menggali pengalaman Teguh Santosa dari awal meniti karier di
dunia media dan dunia pendidikan.
“Kami merasa perlu
perlu mendapatkan masukan dari Pak Teguh demi kemajuan KMSU Jakarta,” ujar
Raihan lagi.
Menjawab permintaan itu, Teguh
Santosa mengatakan, dirinya tidak punya alasan menolak.
“Insya Allah saya akan
berperan dengan baik seperti yang diharapkan teman-teman dari KMSU Jakarta, dan
semoga KMSU Jakarta dapat menjadi wadah silaturahmi dan mengasah potensi
mahasiswa asal Sumatera Utara di Jakarta,” ujar penggemar tulen kesebelasan
PSMS Medan ini.
Dalam pertemuan, Teguh
menceritakan pengalaman hidupnya di Medan.Teguh Santosa lahir di Medan, pada 30
Juli 1975. Ia menyelesaikan pendidikan di SD Negeri 064981, SMPN 16, dan SMAN
1. Di tahun 1994, ia melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan di
Universitas Padjadjaran, Bandung.
Selama tinggal di Medan,
mantan Ketua bidang Luar Negeri PP Pemuda Muhammadiyah ini aktif di Gerakan
Pramuka. Ia terpilih untuk mewakili Kwarda Sumatera Utara dalam Jambore
Nasional 1991 di Cibubur, dan dalam The First World Community Development Camp
(Comdeca) tahun 1993 di Malang, Jawa Timur.
Di tahun 1992 Teguh Santosa
bertugas sebagai Komandan Paskibraka Sumatera yang mengibarkan bendera merah
putih di Lapangan Medan, dan di tahun 1993 menjadi Komandan Pasukan Kirab
Remaja di Medan.
Setelah menyelesaikan
pendidikan S-1 di Unpad, Teguh Santosa memulai karier sebagai wartawan di
Jakarta.
Pada tahun 2007 sampai 2009,
Teguh Santosa menempuh pendidikan S-2 di Jurusan Ilmu Politik dengan
konsentrasi Studi Masa Depan di University of Hawaii of Manoa (UHM), Amerika
Serikat.
Kembali dari Hawaii, Mantan
Ketua Bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) ini memulai karier
sebagai dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta,
dan London School of Public Relations (LSPR) Jakarta. Ia juga pernah menjadi
Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) sampai tahun 2019.
Ketua Umum Jaringan Media
Siber Indonesia (JMSI) ini sedang menyelesaikan pendidikan di Jurusan Hubungan
Internasional di Unpad dan menyusun disertasi mengenai proses perdamaian di
Semenanjung Korea.
Dalam pertemuan itu Teguh
Santosa juga menceritakan pengalamannya meliput konflik di berbagai negara.
Saat ini Teguh Santosa dipercaya sebagai Sekjen Perhimpunan Persahabatan
Indonesia-Korea Utara, Presiden Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Maroko, dan
Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Kuba.
Tahun 2018 ia menerbitkan buku
“Di Tepi Amu Darya” yang diangkat dari liputan perang Afghanistan di tahun
2001.
Juga disebutkan bahwa Teguh
Santosa sedang mempersiapkan penerbitan dua buku yang masing-masing berjudul
“Perdamaian yang Buruk, Perang yang Baik” dan “Berdamai dengan Sejarah.”
“Nanti kalau sudah terbit kita
kupas dan bedah dengan teman-teman KMSU Jakarta,” ujar Teguh Santosa. [P4/Rel]