Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengadakan sosialisasi North Sumatera Invest, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dan Penyerahan Token of Appreciation Uang (P4/istimewa)
MEDAN—PILAREMPAT.com
| Kantor Perwakilan (KPw) Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengadakan sosialisasi North Sumatera Invest,
Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), dan Penyerahan Token of
Appreciation Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun RI, di Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Utara kepada Kepala Daerah Pemkab/Pemko atau yang
mewakili, QRIS), dan Penyerahan Token of Appreciation Uang Peringatan
Kemerdekaan 75 Tahun RI, Selasa (22/9/2020).
Acara sosialisasi ini turut
mengundang perwakilan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Sumatera Utara dan perwakilan Bappeda Provinsi Sumatera
Utara sebagai tim teknis North Sumatra Invest. Guna mendukung pencegahan risiko
penyebaran COVID-19, pelaksanaan sosialisasi dilakukan dengan sangat
memperhatikan penerapan protokol kesehatan.
Investasi merupakan salah satu
komponen terpenting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
Realisasi investasi yang matang dapat menciptakan lapangan kerja baru serta
memberikan multiplier effect pada
perekonomian yang secara eksplisit dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menekan tingkat pengangguran.
Saat ini Provinsi Sumatera Utara
merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di Indonesia. Selain
itu, Sumatera Utara telah berhasil memposisikan diri sebagai penyumbang
terbesar pertumbuhan ekonomi Sumatera dengan kontribusi sebesar 24,35% pada
triwulan II tahun 2020, serta merupakan pintu gerbang Wilayah Barat Indonesia.
Atas peluang tersebut infrastruktur penunjang investasi terus dikembangkan oleh
pemerintah pusat dan daerah.
Di tingkat daerah, bersama unsur Pemerintah Daerah, Bank Indonesia terus berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi. Melalui organisasi lintas instansi yaitu North Sumatra Invest (NSI), Pemerintah Daerah tak henti menggali berbagai potensi yang ada di daerah.
Di samping itu, NSI berupaya
memberikan kemudahan bagi investor dalam hal perizinan usaha melalui
digitalisasi perizinan. Beberapa concern utama investor atas kondisi iklim
investasi di Indonesia yakni regulasi investasi (45%), ketersediaan
infrastruktur (20%), tenaga kerja (18%), kondisi sosial (7%), dan sebagainya
(9%). Memfasilitasi kebutuhan investor, North Sumatera Invest melakukan
diseminasi data dan informasi melalui platform website dan brown book. Dalam
brown book dan website NSI, yang dapat diakses melalui link:
www.northsumatrainvest.id, saat ini sudah tersaji data dan informasi 7 (tujuh)
proyek investasi clean and clear yang siap dipromosikan.
Proyek tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) Proyek Strategis Nasional (PSN), yaitu Toba Caldera Resort, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Kawasan Industri Kuala Tanjung dan 4 (empat) proyek strategis daerah yaitu Rusunawa Terintegrasi Sei Mangkei, Sport Center, Jalur Kereta Api Siantar-Parapat, dan Light Rapid Transit (LRT Mebidang. Proyek-proyek tersebut menjadi fokus pemerintah yang terus dikembangkan secara intensif. NSI berusaha mencari investor-investor terbaik untuk mencapai tujuan perekonomian berkelanjutan. Adapun tindak lanjut dari sosialisasi ini adalah terus menggali potensi dan peluang investasi yang ada di daerah dan melakukan koordinasi intensif dengan Pemerintah Daerah di tingkat kabupaten/kota untuk menentukan daftar potensi proyek investasi yang layak ditawarkan kepada investor.
Wiwiek Sisto Widayat
Update QRIS
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat, memaparkan update mengenai QRIS atas kondisi pandemi COVID-19 ini.
“Bank Indonesia melihat optimisme
rebound aktivitas ekonomi melalui digitalisasi baik bagi konsumen maupun
pedagang/ merchant di berbagai sektor. Bank Indonesia menerjemahkan optimisme
tersebut dengan menempuh beberapa kebijakan baik jangka pendek maupun jangka
panjang, yakni memastikan kelancaran sistem pembayaran non tunai, fasilitasi
transaksi UMKM, dan percepatan ekonomi keuangan digital,” ungkapnya.
Dijelaskan Wiwiek, langkah konkret kondisi ini direspon dengan penguatan ekosistem digital serta inovasi transaksi dengan digital banking dan secara khusus QRIS pada UMKM seluruh daerah di Sumatera Utara.
“Pembayaran menggunakan QRIS
dapat dilakukan tanpa kontak fisik maupun tanpa tatap muka. Sumatera Utara
berada di posisi ke-6 provinsi dengan jumlah merchant tertinggi sebesar 190.061
merchant dengan pangsa 4,12 persen.” sebutnya.
Berbagai upaya yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara dalam rangka perluasan QRIS antara lain pelaksanaan pekan QRIS Nasional; implementasi QRIS Homemade Indonesia; penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara BI dan Pemerintah Kabupaten Dairi dalam rangka pengembangan ekonomi digital; sosialisasi QRIS;konser virtual QRIS; serta implementasi QRIS di pasar tradisional dan di rumah ibadah.
Di sisi lain, Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Utara melakukan diskusi dengan para pimpinan daerah
terkait komitmen penggunaan QRIS untuk Elektronifikasi Transaksi Pemerintah
Daerah serta mendorong Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Sumatera Utara untuk
turut mengimplementasikan QRIS. [P4/isya/rel]