Medan --Pilarempat.com | Rencana penggabungan atau merger Bank
Syariah berplat merah pada Februari 2021 mendatang semakin mencuat kepermukaan.
Selama ini, Bank Syariah
terbilang pemain gurem di industri perbankan nasional. Padahal Indonesia
mayoritas masyarakat muslim.
Namun belum mampu mengakomodir
kepentingan masyarakat muslim yang fokus pada penggunaan produk halal khususnya
dari jasa industri keuangan.
Pengamat pasar keuangan Sumut, Gunawan Benyamin, S Kom, MM (Foto) memprediksikan
jika Bank Suariah merger dapat meningkatkan pangsa pasar.
Salah satu analogi yang mungkin bisa membuka wawasan kiat semua adalah jika 3 bank seperti BNI Syariah, Syariah Mandiri dan BRI Syariah digabungkan akan tercipta aset perbankan syariah sebesar Rp207 trilyun.
Mitra bisnis dari perusahaan tadi juga akan diajak untuk
melakukan tansaksi melalui Bank Syariah. Jika sesama bank sejenis akan
memudahkan transaksi dalam banyak hal, salah satunya biaya.
“Kita berharap Bank Syariah
tidak lantas meninggalkan segmentasi pasar UMKM yang sangat membutuhkan jasa
perbankan,” kata Benyamin di Medan, Rabu (26/9/2020).
Tidak seperti sekarang ini,
Bank Syariah hanya bermain di level UMKM, yang tidak efektif mengajak banyak
pihak untuk membuka rekening Bank Syariah. Bahkan banyak masyarakat muslim
terpaksa harus menggunakan jasa bank konvensional karena perusahaan
mewajibkannya.
Itu terjadi karena perusahaan
tadi mendapatkan pinjaman dari bank konvensional, sehingga gaji karyawannya
harus di transfer lewat bank konvensional tersebut.
“Kedepan kita harapkan peran
Bank Syariah bisa sejajar dengan bank konvensional saat ini. Karena semakin
kuat permodalan, literasi keuangan masyarakat terhadap perbankan syariah juga
akan meningkat,” ungkap Benyamin.
[P4/sya]