Kondisi Pandemi Covid-19, Kinerja Perbankan di Sumut Posisi Resiko Terkendali

/

/ Sabtu, 22 Agustus 2020 / 03.57 WIB

 

Medan--Pilarempat.com | Di tengah pandemi Covid-19, Juni 2020 masih dalam kondisi yang stabil kinerja perbankan di Sumatera Utara (Sumut) yang terdiri dari Bank Umum dan BPR/BPRS posisi dengan tingkat risiko yang terkendali. Aset perbankan tumbuh 6,12% secara year on year (yoy) menjadi Rp267,69 Triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) meningkat 7,66% yoy menjadi Rp250,52 Triliun meliputi Deposito Rp109,21 Triliun yang tumbuh 5,93% yoy, Tabungan Rp103,97 Triliun dengan pertumbuhan 12,20% yoy, dan Giro Rp35,81 Triliun tumbuh 0,90% yoy. 

Data resmi dari Humas OJK Kantor Regional (KR-5 Sumbagut)  Medan yang diterima Pilarempat.com, Jumat (21/9/2020) merilis, penyaluran kredit perbankan masih dapat tumbuh 1,09% yoy menjadi Rp220,01 Triliun yang masih didominasi oleh kredit produktif Rp163,12 Triliun, disusul kredit konsumtif Rp56,89 Triliun. 

Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan di Sumatera Utara masih terjaga di level 87,70%. Demikian pula rasio Non Performing Loan (NPL) tetap terkendali sebesar 3,77%. Rasio NPL ini turun 0,06% dibanding posisi April 2020 yang tercatat 3,83% pada awal dampak pandemi  lalu. 

“Artinya, sebesar Rp235,38 Miliar kredit bermasalah telah menurun sebagai respons dari adanya kebijakan stimulus restrukturisasi,” ujar Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatera Bagian Utara Yusup Ansori. 

Perusahaan Pembiayaan per Mei 2020 telah menyalurkan pembiayaan Rp16,75 Triliun dengan rasio NPF yang cukup terkendali 3,66%. Sementara Perusahaan Modal Ventura telah menyalurkan pembiayaan Rp54,88 miliar yang tumbuh 57,78% yoy. 

Pasar Modal Meningkat

Sementara itu, pada industri Pasar Modal di Sumatera Utara, terdapat peningkatan nilai transaksi saham yang signifikan sejak bulan April Juni 2020 dengan rata-rata transaksi per bulan sebesar Rp 9,65 Triliun, meningkat lebih dari 2 kali lipat dibandingkan rata-rata transaksi periode Januari s.d Maret 2020 yang sebesar Rp 4,00 Triliun. 

“Hal ini menunjukkan semakin tingginya minat masyarakat pada instrumen investasi di pasar modal Indonesia, didukung dengan tingginya pertumbuhan rekening investor atau Single Investor Identification (SID) per Juni 2020 sebesar 51,44% yoy atau sebanyak 128.666 rekening,” ungkap Yusuf. 

Jumlah rekening terbanyak pada instrumen Reksadana 94.381 rekening (tumbuh 71,06% yoy), diikuti oleh rekening saham 58.880 rekening (tumbuh 35,37% yoy), dan Surat Berharga Negara (SBN) 18.651 (tumbuh 46,89% yoy). [P4/isya]


Komentar Anda

Berita Terkini