Gunawan Benyamin,S.Kom.MM (foto:P4) |
“Menurut hemat saya,
minimnya stok bawang dikarenakan pemberlakukan PSBB di wilayah jawa yang
membuat jalur distribusi bawang merah mengalami gangguan,” ujar pengamat
ekonomi Sumut, Gunawan Benyamin, S.Kom, MM, di Medan, Selasa sore (28/4/2020).
Kekuatiran selanjutnya,
papar Gunawan adalah jika nantinya pemberlakukan PSBB meluas dan membuat jalur
ditribusi kembali mengalami hambatan. Mengingat untuk wilayah Medan dan sekitarnya
saja sudah dimulai pembatasan jalur masuk ke kota medan, mulai dari jalur
Tanjug Morawa masuk ke medan, Berastagi ke Medan dan Binjai ke Medan.
Tiga ruas jalan
tersebut jelas menjadi pintu keluar masuk barang barang kebutuhan pokok
masyarakat medan. Pembatasan yang dilakukan sangat potensial memicu terjadinya
kenaikan harga, terlebih jika ada pembatasan keluar masuk transportasi barang.
Selain itu, PSBB juga akan memicu masyarakat untuk lebih banyak keluar dari
wilayah medan, yang nantinya akan membuat kebutuhan akan pangan di Medan dan
sekitarnya menurun.
Lantas bagaimana dengan
pembentukan harga nantinya. “Saya membuat setidaknya 3 skenario yang mungkin
saja terjadi seiring dengan pembatasan tersebut. Pertama, seandainya kita
berasumsi bahwa arus keluar masuk barang tetap lancar. Maka potensi penurunan
harga barang akan kembali terjadi nantinya. Terlebih masyarakat medan yang
jumlahnya akan semakin sedikit karena banyak yang pulang kampong,” jelas dosen
UISU Medan ini.
Kedua, skenario dimana
pedagang besar lebih memilih untuk tidak berjualan. Dalam konteks ini kita
misalkan sejumlah distributor menutup sementara lapaknya. Dikarenakan penjualan
menurun. Dalam skenario ini saya melihat potensi penurunan harga tetap terjadi.
Besar kemungkinan harga akan bergerak stabil dengan kecenderungan menurun.
Ketiga, arus keluar
masuk barang ditutup sama sekali. Nah dalam konteks ini harga berpeluang naik.
Namun jika skenario ini berjalan masyarakat akan mendapatkan banyak bantuan
untuk memenuhi kebutuhannya. Namun, Gunawan mengatakan tidak yakin bahwa skenario
ketiga ini yang akan dijalankan nantinya.
“Nah, saya menilai
bahwa skenario kedua ini lebih mungkin terjadi ketimbang skenario yang lainnya.
Dimana arus keluar masuk barang tetap lancar, namun banyak pedagang besar yang
menghentikan aktifitasnya sementara. Maka harga kebutuhan pokok seperti beras,
sayur sayuran, dan bumbu bumbuan akan berpeluang turun,” terangnya.
Namun Gunawan menggaris
bawahi bahwa tidak semua komoditas akan bergerak sama. Bawang merah yang banyak
bergantung dari wilayah lain memang berpeluang tersendat dan harga bertahan
mahal. Bawang putih akan sangat bergantung dari ketersediaan impor, gula pasir
saya perkirakan akan normal karena kita masuk musim giling.
“Selebihnya semua harga
akan masuk dalam skenario yang saya sebutkan tadi. Semuanya berpotensi untuk
bergerak stabil atau bahkan mengalami penurunan. Untuk itu, saya berharap
pemerintah daerah bisa lebih berhati hati lagi dalam menerapkan kebijakan
karantina wilayah. Yang penting setiap daerah , bukan hanya Sumut, kebijakannya sama, yakni tetap memberikan
keleluasaan buat arus lalu lintas barang dan jasa,” ungkap Gunawan lagi. (P4)