Ir Zulfikar Tanjung (sebelah kanan), Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut (foto;P4/stimewa) |
PILAREMPAT.com-MEDAN : Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sumut, Ir Zulfikar Tanjung
berharap pemerintah dapat memberikan semacam insentif kepada para wartawan
dalam meliput musibah Coronavirus (Covid-19).
“Wartawan juga manusia biasa, bukan superman. Jadi wajar bila
dalam bencana Coronavirus ini wartawan meski tanpa pamrih meliput dan
memberitakannya, juga mendapat perhatian khusus dari pemerintah,” ujarnya di
Medan.
Sembari memberi apresiasi atas kebijakan Presiden yang telah
memberikan perhatian khusus kepada para dokter, tenaga medis, pelaku UKM dan
koperasi, Zul yang juga pengurus PWI Sumut ini berharap wartawan hendaknya juga
mendapat perhatian.
“Bagaimana teknis dan legitimasinya agar insentif itu bisa
diberikan tanpa mengurangi independensi dan kaidah jurnalistik, pemerintah
dapat meminta masukan dari Dewan Pers (DP) yang mempunyai konstituen
berkompeten. Tentu DP dapat memikirkannya karena insentif itu khusus bagi pers
dalam negara kondisi bencana,” tuturnya.
Zul yang juga anggota Litbang SMSI Pusat ini mengakui dalam
Standar Perlindungan Wartawan yang ditandatangani sejumlah organisasi pers,
perusahaan pers, tokoh pers serta Dewan Pers di Jakarta, 25 April 2008, hal
semacam ini ditekankan menjadi tanggung jawab perusahaan pers.
“Dalam SOP itu jelas wartawan melaksanakan tugas khusus
seperti di wilayah berbahaya dan atau konflik wajib dilengkapi peralatan
keselamatan, asuransi serta pengetahuan. Namun kita tidak usah la berpura-pura,
sebagian besar perusahaan pers hanya bisa memenuhinya dengan apa adanya. Untuk
itu, pemerintah masih perlu ikut membantu semacam insentif,” ungkapnya.
Dalam suasana bencana Coronavirus ini katanya wartawan
memerlukan banyak biaya ekstra seperti untuk masker, handsanitizer dan
lain-lain yang dalam waktu tertentu harus diganti dalam tugas relatif 24 jam,
membeli pulsa dan paket internet yang banyak karena bekerja lebih banyak tidak
di kantor sebab sebagian kantor tutup dan lainnya.
Lagipula sudah menjadi rahasia umum gaji wartawan sebagian
besar masih sangat jauh dari standar kebutuhan minimum meskipun wartawan selama
ini paling “ribut” kalau upah buruh di bawah UMR.
“Ini realita. Selama ini ekonomi keluarga wartawan banyak
ditopang oleh isterinya yang mencari usaha tambahan misalnya berjualan, bekerja
di perusahaan dan lain-lain. Namun karena social dan phisyk distancing maka
isteri dan keluarga lebih banyak di rumah sehingga tambahan ekonomi tersendat.
Jadi wajar la kalau wartawan diberi insentif,” pungkasnya.
Zul yang juga anggota Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat
(FKDM) Sumut ini mengemukakan wartawan adalah saksi atas berbagai peristiwa,
sesuatu yang jarang dialami oleh orang kebanyakan. Wartawan adalah mata dan
telinga bagi pembaca, pendengar dan pemirsa.
“Maka dari itu khalayakatau masyarakat juga harus menyadari bahwa selain berprofesi
sebagai jurnalis, wartawan juga manusia. Kemanusiaan adalah salah satu aspek
kerja jurnalistik, meski ketika bekerja wartawan berusaha untuk tidak
terpengaruh dengan liputan yang dilakukannya,” ungkapnya lagi.
Menurutnya, sebagian perusahaan media sekarang sudah
memberikan perhatian terhadap wartawannya namun masih banyak yang harus
dilakukan untuk mencapai tahap ideal.
“Wartawan yang tugas ke daerah
berbahaya, harus dipastikan bahwa wartawan tersebut memiliki bekal yang cukup
secara teknis maupun non-teknis,” ujarnya.
Karena wartawan menjadi saksi atas peristiwa menyedihkan baik
akibat bencana ataupun lainnya maka wartawan dapat menjadi korban di daerah
bencana atau konflik dan mengalami luka emosional.
Inilah bagian dari pekerjaan wartawan sama halnya dengan
risiko yang harus dihadapi oleh tentara, anggota polisi dan anggota pemadam
kebakaran. Karena itu perusahaan media dan dibantu masyarakat maupun pemerintah
memiliki kewajiban untuk menjaga para wartawannya.
“Mari sama dicamkan bahwa wartawan adalah manusia biasa jadi
adalah sesuatu yang wajar bila wartawan diberi pertolongan untuk mendukung
pelaksanaan tugasnya sebesar apapun dukungan tersebut diperlukan,” tandasnya. (P4/rilis).