Kelapangan
rezeki menjadi salah satu penyebab ketentraman hidup. Selain bekerja keras,
umat Islam biasanya mengiringinya dengan doa. Bekerja bernilai ibadah, demikian
juga melaksanakan sholat dhuha. Ketika keduanya beriringan, maka hasil yang
didapatkan bernilai berkah.
Sholat dhuha begitu identik
dengan kelapangan rezeki. Tidak heran, mereka yang sudah mengetahui kunci
pembuka rezeki tersebut tidak melewatkan ibadah ini. Setelah sholat, maka yang
dipanjatkan tidak jauh-jauh dari doa meminta kelapangan, tambahan kekayaan dan
lain sebagainya.
Namun, doa seperti itu tidak
diucapkan oleh Sang Baginda Rasulullah SAW. Adapun yang dibaca Nabi adalah doa
sebagai berikut ini. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai sholat dhuha, beliau
mengucapkan,
“ALLOHUMMAGHFIR-LII WA TUB
‘ALAYYA, INNAKA ANTAT TAWWABUR ROHIIM..
Artinya: Ya Allah, ampunilah aku
dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang) sampai beliau membacanya seratus kali,” (HR. Bukhari dalam Al-Adab
Al-Mufrad, no. 619. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sanadnya
shahih).
Nabi Muhammad SAW justru
berdoa agar Allah SWT mengampuninya serta menerima taubat yang telah dilakukan.
Hal ini sebenarnya sejalan dengan konsep datangnya rezeki. Dimana setiap hamba
sudah memiliki rezeki masing-masing.
Namun ada yang tertahan karena banyaknya
dosa. Seperti dalam hadist yang artinya:
“Sesungguhnya seorang manusia
kerap terhalang dari rezeki disebabkan dosa yang dilakukan” (HR. Ibnu Majah).
Dengan permohonan ampunan, maka
dosa-dosa akan berguguran dan Insha Allah rezeki kembali lancar. Doa ini juga
tidak terbatas dibaca selesai sholat dhuha. Namun bisa juga dibaca ketika ada
waktu senggang, dalam perjalanan, maupun saat menjalankan aktivitas
sehari-hari.
Do'a Shahih Lainnya
Salah satu shalat sunnah yang
lumrah dilakukan adalah shalat dhuha, salah satu keutamaan shalat ini adalah
dapat mempermudah rizki.
Namun pelaksanaan shalat dhuha akan menjadi kurang sempurna jika tidak
membaca doa yang dibaca usai shalat dhuha. Salah satu doanya adalah sebagai
berikut:
اَللهُمَّ
اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ،
وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ.
اَللهُمَّ
اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ
فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا
فَطَهِّرْهُ
وَاِنْ كَانَ
بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ
وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
Allahumma innad dhuha’a dhuhauka wal
baha’a baha’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wa qudrata
qudratuka wal ‘ishmata ishmatuka allahumma in kaana rizki fis samaa’i fa
anzilhu, wa in kaana fil ardhi, fa akhrijhu, wa in kaan mu’assaran fa yassirhu,
wa in kaana haraman, fa tahhirhu, wa in kaana baidan fa qarribhu, bihaqqi
dhuha’ika wa baha’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita
ibadakas shalihin.”
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha
adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah
keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya
Allah, apabila rezekiku berada di atas langit semoga Engakau berkenan
menurunkannya, apabila berada di dalam bumi semoga Engakau berkenan
mengeluarkannya, apabila sulit untuk meraihnya semoga Engaku berkenan
memudahkan jalannya, apabila hukumnya haram semoga Engaku berkenan
mensucikannya sehingga menjadi hahal, dan apabila ia berada jauh dari
keberadaanku, semoga Engkau berkenan mendekatkannya. Dengan kebenaran waktu
dhuha-Mu, keagungan-Mu, keindahan-Mu, keuatan-Mu dan kekuasaan-Mu (Wahai
Tuhanku), semoga Engkau berkenan memberikan anugrah rizki-Mu kepadaku, sebagai
mana apa yang Engkau anugrahkan kepada mereka yang menjadi hamba-hamba-Mu yang
sholeh.” ...Wallahu A’lam…
(P4/ riau.24.com & islami.co)
(P4/ riau.24.com & islami.co)