PILAREMPAT.COM, LHOKSEUMAWE
: Ribuan Ikan di Pantai Krueng Geukuh Kecamatan Dewantara Aceh Utara mati
mendadak sejak Jumat 14 Februari 2020. Kematian berbagai jenis ikan itu diduga
akibat pembuangan limbah dari PT Pupuk Iskandar Muda (PIM).
Kasi Pengawasan ,Pengendalian Dan Pemulihan DLHk
Kota Lhokseumawe, Dwi Silviana, Rabu
(19/2) kepada wartawan mengatakan, Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLHK)
Lhokseumawe telah melakukan peninjauan ke lokasi kematian ikan di kawasan Pelabuhan Umum
Krueng Geukuh, Dewantara, dan Gampong Blang Naleung Mameh, Kecamatan Muara
Satu, Kota Lhokseumawe setelah menerima informasi dari sebuah media.
Dari sebuah media mengabarkan terjadi banyak ikan
mati di pinggiran laut yang berada di Gampong Blang Naleung Mameh. Kejadian itu
sudah beberapa hari lalu yang ditemukan ikan mati oleh nelayan setempat.
"Berdasarkan hasil pantauan kita di
lapangan kami tidak menemukan lagi sisa
ikan atau ikan yang mati sepanjang pesisir itu," jelasnya.
Jelas Dwi Silviana, dari informasi diperoleh juga
banyak ikan yang mati itu di sebelah Pelabuhan Krueng Geukuh. Dikarenakan
mengingat rentan waktu kejadian sudah agak jauh dengan pantauan yang dilakukan
tersebut, sehingga pihaknya tidak bisa menyimpulkan dugaan-dugaan terkait apa
penyebabnya. Karena sekarang di lokasi tampaknya sudah tidak ada lagi ikan mati
di kawasan tersebut, maka jika ingin melakukan sample dan manfaatnya juga tidak
ada.
"Lagi pula beberapa hari terakhir ada hujan dan
panas, itu kan membuat air laut cepat sekali dinetralisir. Jadi, hasil
verifikasi kami untuk dugaan atau hal yang menduga-duga belum bisa kita
sampaikan bahwa itu kesalahan siapa. Akibat apakah dari limbah dan di situ
paling dekat adalah PT PIM, itu juga tidak bisa kami pastikan karena tidak
melakukan pengambilan sampel mengingat di lapangan sudah tidak ada apa-apa
lagi," ungkap Dwi Silviana.
Ditambahkan Dwi, memang dari pengakuan nelayan di kawasan itu bahwa kejadian serupa
bukan kali ini saja, dan sudah berkali-kali. Bahkan, dalam satu bulan bisa dua
kali terjadi ikan mati , terkait apakah ada tercampurnya air laut dengan limbah
itu pihaknya tidak dapat memastikan dikarenakan tidak ada pengujian
laboratorium.
Terkait banyaknya ikan yang mati dekat dengan lokasi
PT PIM, Direktur Utama PT PIM, Husni
Achmad Zaki membantah dugaan kejadian ikan tersebut akibat limbah perusahaan
pupuk PIM,karena operasional pabrik
selama ini berjalan dengan baik, memang ada limbah dari pencucian granulator
yang walaupun telah diantisipasi, sedikit keluar ke laut.
"Hal ini telah kami perbaiki dan kondisi air
laut segera normal kembali. Kami mohon maaf jika terjadi ketidaknyamanan dari
nelayan di sekitar PIM. Namun, langkah perbaikan telah kami lakukan agar hal
ini tidak terjadi lagi kedepannya," ujar Husni Achmad.
Manajer Humas PT PIM, Nasrun juga menjelaskan perusahaan telah melakukan pengambilan sampel air laut di empat titik pada 18
Februari 2020, lalu. Lokasi itu yakni area Pelindo PH 8,32, area dermaga PIM PH
8,43, area Asean PH 8,35, dan area ujung pelabuhan PH 8,25.
"PH air laut 8,43 kondisi aman, penyebab ikan mati di
pelabuhan umum saya tidak mengetahui sumbernya dari mana," ujar Manager Humas PT
PIM. (P4/zky).