Pilarempat.com-Jakarta
: Nilai
ekspor Indonesia mencapai 168,5 juta dolar Amerika Serikat. Angka ini mengalami
penurunan hampir 7% year on year (YoY).
Penurunan
ekspor terbesar terjadi pada komoditas LPG (LiquifiedPetroleum Gas/elpiji) sebesar minus-82,79% (year on year-yoy), sedangkan komoditas yang mengalami kenaikan terbesar yaitu Bauxite, sebesar 76,4% (yoy)..
Hal
itu diungkapkan Direktur Eksekutif Bank Indonesia (BI), Peter Jacob pada Temu
Koordinasi Eksportir dengan Kemenlu, BI, Bea Cukai dan Lembaga Pembiayaan
Ekspor Indonesia (LPEI), di Kantin Diplomasi Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
Jumat (14/2/2020).
Dia
menyebutkan, lima komoditas ekspor Indonesia yaitu Tekstil, CPO, Batubara, Gas
Alam dan produk Logam. Berbicara tentang negara tujuan ekspor, Peter merincikan
secara nilai tersebar merata ke hampir seluruh dunia.
“Ini
terlihat dari porsi negara terbesar tujuan ekspor hanya mencapai 16% dari total
nilai ekspor kita. Secara nilai 71 % diekspor
ke benua Asia. Negara tujuan ekspor
terbesar kita, China yaitu 16 %, Penurunan ekspor terbesar terjadi untuk
Spanyol 29%. Meski ekspor Spanyol hanya 1% dari total nilai ekspor,” ungkap
Peter.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum Kadin Sumatera Utara, Khairul Mahlli
memberi berbagai masukan dalam upaya meningkatkan ekspor Indonesia mau dpun
tantangan dihadapi eksportir di lapangan.
“Kami berharap untuk percepatan pelayanan
birokrasi ekspor. Kemenlu dapat mendorong KBRI di semua negara agar lebih
proaktif menjajaki peluang ekspor. Begitu ada informasi bisa kami peroleh
dengan cepat,” pinta Ketua Umum DPP GPEI ini.
Mahalli menambahkan, kinerja ekspor Sumut
menurut juga mengalami penurunan. Diakui di depan ini memang banyak tantangan
dihadapi para eksportir terutama ekspor komoditas ke China akibat wabah virus
corona. Namun, dia berharap ada upaya pemerintah untuk cepat menerobos peluang
pasar ekspor baru.
Pembicara lain, Ina Heniningtyas Krisna
Murty, Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemenlu. Ina mengetengahkan topik “Bagaimana
Kemenlu Mendukung Peningkatan Ekspor”.
Sedangkan Dirut Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia (LPEI), James Rompas membahas tentang “Fasilitas Konkret Apa yang
Bisa Dimanfaatkan”. Kepala INSW (Indonesia National Single Window) memaparkan
terkait “Dukungan Nyata INSW” kepada pengusaha.
Adapun topik “Tantangan yang dihadapi
Kemendag dalam Meningkatkan Ekspor ” dipaparkan Direktur Promosi dan Citra
Kemendag, Tuti Prahastuti. (P4/SP).