Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting . (foto:P4/istimewa) |
Hal itu disampaikan Baskami karena beberapa persoalan dan kekhawatiran
yang mencuat di publik. Diantanya mulai dari proses tender cepat yang dibuat
kurang dari satu bulan sebelum pelaksanaan, keluhan para pelaku wisata yang
diajak duduk bersama kurang dari dua pekan sebelum acara hingga sosialisasi dan
promosi yang dinilai kurang maksimal.
“Kita tahu bahwa Danau Toba itu sudah mendunia. Jadi apapun yang mau
dibuat di sana, harus dirancang sedemikian rupa dan harus punya kesiapan serta
konsep yang baik,” ujar Baskami ditemui di ruang kerjanya, Kamis 5 Desember
2019.
Menurutnya berbagai persoalan kekhawatiran publik yang muncul dalam
sepekan terakhir, tidak bisa dianggap sebelah mata. Sebab, Danau Toba,
khususnya FDT yang merupakan agenda tahunan unggulan Sumatera Utara, sudah
seperti ikon promosi bagi provinsi ini hingga ke luar negeri.
“Target kita kan bagaimana mendatangkan wisatawan mancanegara. Sebagaimana
target pemerintah pusat untuk mengundang turis asing ke Indonesia sampai 1
juta, selain Bali. Makanya harus matang persiapannya,” jelasnya.
Untuk itu, berbagai kekhawatiran tersebut diharapkan menjadi perhatian
khusus bagi Gubernur Sumut Edy Rahmayadi. Apalagi pengalaman tahun sebelumnya,
kegitan yang masuk kalender event nasional ini terkesan kurangmaksimal.
“Kita minta Gubernur mempertanyakan hal ini ke bawahannya (Kepala Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata). Jika perlu, Gubernur menegur bawahannya, kenapa
sampai muncul polemic seperti ini,” sebutnya.
Sementara, Presidium de Empatbelas, HM Nezar Djoeli juga menyebutkan bahwa
tender cepat yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut
memunculkan tanda tanya besar, karena bisa saja berkaitan dengan penentuan
pemenang tender yang pada akhir November lalu, sudah ditetapkan.
Sebagaimana diketahui, pemenang tender cepat tersebut adalah PT Assamanta
Putra Mandollo dengan penawaran Rp1,005 Miliar dari pagu Rp1,4 Miliar.
“Kita jug melihat video promosi yang ditampilkan. Kita tidak tahu
darimana, tetapi isinya mempromosikan FDT. Lucunya, potongan video seperti mencaplok
dari video lain, karena ada tanda ait (watermark) kita lihat disitu. Makanya
kita jadi bertanya-tanya, ada apa dengan persiapan FDT ini,” ungkapnya lagi.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Telaumbanua
menyampaikan bahwa FDT akan digelar lebih meriah. Berbagai acara menarik
disiapkan, seperti Pemechan Rekor Muri pemakaian Bulang Sulappei, lomba-lomba
hingga pameran dan atraksi.
“Dari agenda-agenda FDT yang ada, kita harapkan wisatawan mancanegara
meningkat jumlahnya, wisatawan domestik juga diharapkan banyak jumlahnya,” ujar
Ria kepada para wartawan dalam konferensi pers Pelaksanaan FDT 2019, di
Ruang Pers, Kantor Gubernur Sumut.
Sebelumnya pihak ASITA Sumut melalui Klemen Gultom sempat mengatakan bahwa
mereka menyayangkan ajakan duduk bersama oleh Pemprov Sumut kurang dari dua
pekan sebelum kegiatan FDT dimulai.
Pihaknya mengaku bingung bagaimana berkontribusi menyukseskan FDT 2019.
Sebab biasanya wisatawan khususnya mancanegara, sudah tersusun jadwal dan rute
liburannya sejak awal.
“Begitupun, kami tetap buka kerja sama dengan Pemprov. Apa yang bisa kami
bantu nantinya,” ujarnya. (P4/ril)