Pilarempat.com,Medan | Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota
Medan, Ir H Akhyar Nasution MSi didampingi Wakil Ketua TP PKK Kota Medan, Ny
Nurul Khairani Lubis meninjau Rumah Briket di Komplek ITM Jalan Bajak II H,
Kelurahan Harjo Sari II, Kecamatan Medan Amplas, Senin (4/11). Rumah briket ini
berhasil mengolah sampah organik menjadi briket arang untuk bahan bakar
sehingga memiliki nilai ekonomis.
Rumah briket
ini dikelola seorang ibu rumah tangga bernama Rena Arifa Simbolon. Usaha
ini telah dilakoninya sejak tahun 2015 dengan manfaatkan sampah organik.
Berkat usahanya tersebut, Rena yang dibantu timnya berhasil mengurangi sampah
yang ada di wilayah tersebut. Itu sebabnya Plt Wali Kota sangat mengapresiasi
dan mengucapkan terima kasih atas upaya yang telah dilakukan rumah briket
tersebut.
Dalam
peninjauan, Plt Wali Kota yang juga didampingi Kadis Kebersihan dan Pertamanan
Kota Medan H M Husni, Kadis Kesehatan Edwin Effendi, Kadis Lingkungan Hidup
Syarif Armansyah Lubis serta Camat Medan Amplas Edy Matondang langsung meninjau
tempat proses pembuatan briket arang. Di tempat itu kini telah hadir mesin
pengolahan briket yang diperkirakan dapat menghasilkan 250 kg briket arang
dalam satu hari. Sebelumnya, rumah briket hanya menggunakan peralatan manual
sehingga briket arang yang dihasilkan hanya 10 kg. Itu pun hanya masih
tergantung dengan cuaca, apabila matahari cukup terik, proses pembuatan briket
arang berjalan lancar.
Di tempat
pembuatan tersebut, Rena menjelaskan secara rinci proses pengolahan sampah
organik hingga menjadi briket arang yang dipergunakan sebagai bahan bakar
tersebut. Akhyar kembali menyampaikan ucapan terima kasih, sebab apabila rumah
briket ini dapat dikembangkan di seluruh kecamatan, Akhyar optimis dapat
mengurangi volume sampah di Kota Medan yang saat ini mencapai sekitar 2.000 ton
per-harinya.
"Jadi
sampah bukan musuh kita, sebab dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi
akan menjadi peluang usaha. Terima kasih kepada tim rumah briket karena telah
membantu Pemko Medan dalam menangani sampah," kata Akhyar.
Saat ini
dengan produksi sampah sebanyak 2.000 ton per-hari, Akhyar mengungkapkan, Pemko
Medan terus berupaya untuk mengatasinya. Dari jumlah tersebut, sampah yang bisa
terangkut Dinas Kebersihan dan Pertamanan hingga tempat Pembuangan Akhir (TPA)
hanya 1.500 ton perhari.
Sedangkan
jumlah sampah yang dipungut pemulung sekitar 300 ton dan botot (pencari
sampah/barang bekas) hanya 50 ton. Artinya papar Akhyar, ada sekitar 150 ton
lagi sampah yang tidak terangkut. Oleh karenanya Akhyar berharap kehadiran
rumah briket ini dapat membantu Pemko Medan dalam mengatasi persoalan sampah
tersebut.
"Alhamdulillah,
melalui rumah briket yang dikelola Bu Rena bersama timnya, sampah yang semula
tidak berharga kini telah diolah menjadi sangat berharga menjadi bahan bakar.
Tentunya hal ini dapat menjadi peluang usaha dan lapangan kerja baru bagi masyarakat,"
ungkapnya.
Sementara
itu Rena Arifa Simbolon selaku Ketua Rumah Briket menjelaskan, pengolahan
sampah organik menjadi briket selama ini menggunakan peralatan
manual. Dari 10 kg sampah organik, briket yang dihasilkan sebanyak 1kg dengan
perincian pembuatan 1 kg briket arang menggunakan biaya Rp.1.180, sedangkan
harga jualnya sebesar Rp.10.000/kg. Tapi kini, rumah briket telah memiliki
mesin produksi yang baru dan diprediksi mampu menghasilkan briket arang
sebanyak 250 kg/hari
Rena
menjelaskan, pengolahannya diawali dengan membakar sampah organik menjadi arang
dan kemudian ditumbuk. Setelah itu diayak dan dicampur kanji untuk pengerasan.
Lalu dipress dan dicetak hingga menjadi briket arang.
"Kami
kini sedang memikirkan bagaimana mengolah sampah non organik, terutama berbahan
plastik, salah satunya menjadi paving block. Dengan demikian sampah non organik
juga dapat diatasi. Untuk itu kami mengharapkan dukungan Pemko Medan" kata
Ketua Rumah Briket.
Di sela-sela
peninjauan, Akhyar didampingi Wakil Ketua TP PKK juga membagikan tumbler
(botol) air minum gratis dan keranjang kepada sejumlah warga sebagai bentuk
sosialisasi dan edukasi untuk mengajak mengurangi penggunaan plastik dan
styrofoam dalam kehidupan sehari-hari.