PILAREMPAT.com,MEDAN | Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut), Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan
untuk menekan laju inflasi yang terjadi beberapa provisni di Pulau Sumaatera, terutama di Sumut dan mengakibatkan kurang prospeknya pertumbuhan ekonomi, maka Tim
Pengendali Inflasi (TPID) Provinsi Sumut bersama TPID provinsi lainnya
menggelar Rakor TPID se Sumatera yang dilaksanakan di KPw BI, Jalan Balai Kota,
Medan.
“Dari hasil rakor ini kita sudah
sepakai bersama ada sembilan rekomendasi yang strategis yang kita
harapkan mampu memberi jalan keluar bagi penekanan laju inflasi dan stabilnya
harga2 pangan terutama cabai merah,” ujar Wiwiek yang didamping Wakil Gubernur
Sumatera Utara, Musa Rajeksyah (Ijeck) kepada wrartawan dalam konferensi pers,
Rabu (19/9/2019).
Diantara hasil rekomendasi tersebut,
papar Wiwiek, adalah yang pertama, TPID
se Sumatera berkomitmen untuk melakukan kegiatan menangani inflasi daerah lebih
intensif khususnya untuk komoditas cabai merah.
Kemudian, melakukan identifikasi
komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga dalam beberapa bulan ke
depan sehingga dapat diantisipasi pengendalian inflasi lebih baik. Dan
mengoptimalkan sarana yang tersedia dalam rangka menjaga stok.
“Serta melakukan penguatan database
petani dan produksi komoditas pangan strategis untuk dapat memperoleh data
surplus dan defisit komoditas sehingga dapat dikerjasamakan antar daerah secara
efektif,” papar Wiwiek.
Kelima, lanjut Wiwiek lgi, mendorong inisiasi
kegiatan kerjasama antar daerah di
Regional Sumatera. Keenam, mendorong inisiasi kegiatan kerjasama perdagangan
antar daerah di Regional Sumatera. Keenam, mendorong inisiasi adanya kontrak
farming antara BUMD dengan petani untuk menjaga ketersediaan pasokan dan
membantu penyerapan hasil produksi pertanian.
Ketujuh, mendorong percepatan infrastruktur
penyimpanan pangan dalam bentuk Controlled Atmosphere Storage (CAS)dan cold
storage di sentra produksi dan pasar induk dalam rangka menjaga ketahanan
pangan. CAS suatu bentuk teknologi pengkondisian atmosfer pada ruang
penyimpanan komoditas hortikultura (sayur dan buah) untuk mempertahankan mutu.
Kedelapan, mengoptimalkan peran dinas yang
membidangi pertanian agar petani mengetahui pola tanam yang diterapkan oleh
pemerintah sehingga pasokan pangan dapat terjaga sepanjang tahun.
“Dan kesembilan, kita dorong Bulog untuk mengoptimalkan
peran dan kinerjanya sebagai stabilisator harga pangan bersama instansi terkait
di tingkat produsen dan konsumen untuk komoditas sesuai harga yang berlaku,” ujar Wiwiek. [P4/isya]