Tekan Inflasi, TPID se Sumatera Hasilkan 9 Rekomendasi Strategis

/

/ Sabtu, 21 September 2019 / 11.52 WIB

Kepala Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widayat didampingi Wagub Sumut, Ijeck saat memberikan keterangan pers terkait hasil-hasil Rakor TPID se-Sumatera, di Kantor BI Sumut, Jalan Balai Kota Medan. (foto: P4/Isya)


PILAREMPAT.com,MEDAN | Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut), Wiwiek Sisto Widayat, mengatakan untuk menekan laju inflasi yang terjadi beberapa provisni di Pulau Sumaatera, terutama di Sumut dan mengakibatkan kurang prospeknya pertumbuhan ekonomi, maka Tim Pengendali Inflasi (TPID) Provinsi Sumut bersama TPID provinsi lainnya menggelar Rakor TPID se Sumatera yang dilaksanakan di KPw BI, Jalan Balai Kota, Medan.

“Dari hasil rakor ini kita sudah sepakai bersama ada  sembilan rekomendasi yang strategis yang kita harapkan mampu memberi jalan keluar bagi penekanan laju inflasi dan stabilnya harga2 pangan terutama cabai merah,” ujar Wiwiek yang didamping Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajeksyah (Ijeck) kepada wrartawan dalam konferensi pers, Rabu (19/9/2019).

Diantara hasil rekomendasi tersebut, papar Wiwiek, adalah  yang pertama, TPID se Sumatera berkomitmen untuk melakukan kegiatan menangani inflasi daerah lebih intensif khususnya untuk komoditas cabai merah.

Kemudian, melakukan identifikasi komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan harga dalam beberapa bulan ke depan sehingga dapat diantisipasi pengendalian inflasi lebih baik. Dan mengoptimalkan sarana yang tersedia dalam rangka menjaga stok.

“Serta melakukan penguatan database petani dan produksi komoditas pangan strategis untuk dapat memperoleh data surplus dan defisit komoditas sehingga dapat dikerjasamakan antar daerah secara efektif,” papar Wiwiek.

Kelima, lanjut Wiwiek lgi, mendorong inisiasi kegiatan  kerjasama antar daerah di Regional Sumatera. Keenam, mendorong inisiasi kegiatan kerjasama perdagangan antar daerah di Regional Sumatera. Keenam, mendorong inisiasi adanya kontrak farming antara BUMD dengan petani untuk menjaga ketersediaan pasokan dan membantu penyerapan hasil produksi pertanian.

Ketujuh, mendorong percepatan infrastruktur penyimpanan pangan dalam bentuk Controlled Atmosphere Storage (CAS)dan cold storage di sentra produksi dan pasar induk dalam rangka menjaga ketahanan pangan. CAS suatu bentuk teknologi pengkondisian atmosfer pada ruang penyimpanan komoditas hortikultura (sayur dan buah) untuk mempertahankan mutu.

Kedelapan, mengoptimalkan peran dinas yang membidangi pertanian agar petani mengetahui pola tanam yang diterapkan oleh pemerintah sehingga pasokan pangan dapat terjaga sepanjang tahun.

“Dan kesembilan, kita dorong Bulog untuk mengoptimalkan peran dan kinerjanya sebagai stabilisator harga pangan bersama instansi terkait di tingkat produsen dan konsumen untuk komoditas sesuai harga yang berlaku,” ujar Wiwiek. [P4/isya]

Komentar Anda

Berita Terkini