(foto:P4/SR)
Medan, Pilarempat.com | Inflasi di Sumatera Utara tahun 2019
diproyeksikan 4,15-4,55 persen, masih lebih tinggi dari inflasi 2018 lalu yang
sebesar 1,23 persen serta berada di rentang atas sasaran inflasi nasional
sebesar 3,5 plus minus 1 persen (yoy).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sumatera Utara
(Sumut), Wiwiek Sisto Widayat mengatakan hal tersebut dalam pemaparannya di
hadapan wartawan, di Medan Senin (8/7/2019).
Wiwiek didampingi Direktur BI
Andiwiana S, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM, Demina Sitepu menjelaskan pemicu utama inflasi di Sumut
adalah cabai merah karena harganya dalam tiga bulan terakhir dari bulan
Ramadhan hingga kini mencapai Rp70.000-Rp80.000 per kg.
Dia mengatakan, pada
Juni 2019, inflasi Sumut 1,63 persen, sedangkan ytd (year to date/Januari-Juli 2019) mencapai
4,30 persen dan yoy 5,87 persen. I
“Inflasi yang tinggi ini
bersumber dari kenaikan harga cabai merah, didorong oleh keterbatasan pasokan
Sumut, terhentinya pasokan dari Jawa menyusul harga di daerah Jawa yang juga
tinggi,” ungkapnya.
Wiwiek mengakui, cabai merah menyumbang 70 persen inflasi
Sumut. Sedangkan Kota Medan merupakan kota terbesar penyumbang inflasi terbesar
di Sumut yakni sampai 80 persen dibanding tiga kota Indeks Harga Konsumen (IHK)
lainnya; Sibolga, Padangsidempuan dan Pematangsiantar.
“Kalau inflasi Medan bisa dikendalikan maka inflasi Sumut
juga bisa terkendali,” tandas Wiwiek.
Diungkapnya lagi, di Kota Medan harga cabai merah sebagai pemicu
inflasi utama masih tetap tinggi mencapai Rp80.000 per kg. Sebenarnya produksi
cabai merah di Sumut sudah cukup memenuhi kebutuhan untuk daerah ini. Tapi
karena beberapa daerah kekurangan cabai merah seperti Aceh dan Pekanbaru yang
harganya jadi mahal maka banyak petani yang menjual cabai merah ke daerah itu.
Kepala KPw BI Provinsi Sumut, Wiwiek Sisto Widayat memaparkan data inflasi dan perkembangan ekonomi Sumut di hadapan wartawan, di Medan Senin (8/7/2019).(foto: P4/BS).
Selain cabai merah, komoditas penyumbang inflasi Sumut juga
cabai rawit, bawang merah, bawang putih, angkutan udara dan ikan tongkol.
Karena itu, kata Wiwiek, BI memproyeksikan inflasi Sumut
tahun 2019 yakni sebesar 4,15-4,55
(yoy), setidaknya masih berada di ambang atas target nasional 4,55 persen.
“Begitupun ada harapan kecil tapi
harus optimis mampu mencapai sasaran inflasi nasional sebesar 3,5 plus minus 1
persen,” ujarnya.
Dia menyebutkan, BI
bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan berbagai upaya
menekan angka inflasi antara lain melaksanakan operasi pasar (OP), mendorong
masyarakat petani menanam cabai merah, pola tanam cabai merah yang perlu
diperbaiki dan mengupayakan dibentuknya lembaga yang mampu menampung cabai
petani dengan teknologi mampu menyimpan cabai tahan tiga bulan dengan kualitas
sama seperti baru dipanen.
“Hal ini sudah dilakukan di Jawa
Tengah,” ujar Wiwiek. [P4/sya]